"Dasar Menulis" oleh Imam Fitri Rahmadi
RESUME – 09042020
Belajar Menulis
Gelombang ke-7
Kamis, 9 April
2020
Pukul 19.00 –
21.00 WIB
Om
Jay memang selalu mengundang nara sumber hebat dan memang praktisi di
bidangnya, termasuk pada pembelajaran hari ini. Kami dihadirkan Bpk. Imam Fitri Rahmadi, beliau adalah
dosen di Universitas Pamulang yang saat ini sedang kuliah S3 di Johannes Kepler Universität Linz Austria.
Beliau pernah menulis 2 buku yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo ketika
masih kuliah S1 di UIN Jakarta (2018-2013). Pada penghujung kuliah S2 di
Universitas Negeri Jakarta (2016), beliau mulai tertarik untuk menekuni
penulisan akademik. Pada akhirnya, ketika mulai menjadi dosen di Universitas
Pamulang (2017), beliau mengelola jurnal, menjadi reviewer jurnal kampus lain,
dan banyak mengikuti pelatihan penulisan akademik bahasa Inggris untuk
keperluan persiapan studi lanjut ke luar negeri. Blog beliau yaitu tigabelase.wordpress.com, merupakan blog yang kesekian kalinya, berisi tulisan tentang
bagaimana menulis dalam konteks akademik. Semester ini, beliau mengambil mata
kuliah _Academic Writing English_ untuk belajar lebih lanjut tentang penulisan
akademik.
Pada kesempatan ini,materi
yang disampaikan yaitu tantang dasar menulis, meliputi: pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf. Tulisan
khusus di blog berisi materi yang dimaksud:
Cuplikan materi yang
berasal dari blog tersebut :
1. Pemilihan Kata
Perihal pilihan kata
disebut dengan diksi. Antara penulisan personal, formal, dan akademik, diksi
yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan untuk mengungkapkan hal
yang sama. Cermati tiga kalimat di bawah ini:
ü Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol
dengan kepala sekolah
ü
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala
sekolah
ü Ibu guru sedang berdiskusi
dengan kepala sekolah
Berbeda satu kata saja
dapat merubah rasa dari kalimat.
2. Penulisan Kalimat
Kalimat terdiri dari
kalimat sederhana (simple sentence),kalimat gabungan (compound sentence),
kalimat kompleks (complex sentence), dan kalimat campuran.
Sederhana:
ü Saya membaca tulisan di blog
Gabungan:
ü Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan saya tentang cara menulis kalimat.
Kompleks:
ü Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.
Campuran:
ü Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan saya tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.
3. Penyusunan Paragraf
Paragraf adalah kumpulan
kalimat yang mempunyai satu kalimat topik (topic sentence) sebagai ide pokok
atau gagasan utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas (supporting
sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok. Supaya enak dibaca dan
tulisan mudah dipahami, susun paragraf deduktif.
Gunakan bentuk kalimat
sederhana untuk membuat kalimat topik. Cara gampang untuk membuat kalimat
topik, adalah pastikan anda meletakkan ide pengontrol atau controlling idea
pada setiap kalimat topik. Bentuk kalimat penjelas harus bervariasi, terdiri
dari kalimat gabungan dan kompleks, serta dilengkapi dengan konjungsi sebagai
transisi antar kalimat supaya paragraf mengalir dengan baik, enak dibaca, dan
mudah dipahami.
Contoh paragraf yang
baik:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan
kelebihan. Pada satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak
begitu jelas sehingga karyawan harus
membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki
rumah sempit. Pada sisi lain,
bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk keluarga. Selain itu, bekerja dari rumah bukan
hanya dapat menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional
kantor.
Q & A:
Q : Dalam
membuat kalimat harus jelas topik yang dibahas/ diutarakan. Apakah bisa
untuk memperjelas kalimat yang dimaksud menggunakan bahasa dalam sebuah
kalimat menggunakan bahasa lokal? Apakah daerah lain paham jika
menggunakan bahasa local tanpa ada keterangan yg umum/ bahasa yg duketahui oleh
umum?
A : Bisa. Cara penulisannya, bahasa lokal
dituliskan dengan huruf miring. Kemudian dikasih penjelasan apa yang dimaksud
dari istilah lokal yang digunakan tersebut. Apabila sudah ditulis miring
sebetulnya dalam kaidah penulisan bahasa indonesia semua orang sudah paham
kalau iti istilah di luar bahasa indonesia.
Q : Bagaimana cara berlatih supaya kita pandai
memilih atau menempatkan kata-kata, sehingga menarik bagi para pendengar atau
pembaca?
A : Dalam
pendahuluan, penulis mencantumkan thesis statement alias pendapat penulis dulu.
Pendapat penulis mengandung beberapa kalimat topik. Nah, kalimat topik itu
nanti yang akan ditaruh satu per satu di setiap paragraph, sehingga satu
artikel nyambung semuanya. Jadi, kalau kalimatnya mengandung sesuatu yang
kontras bisa gunakan konjungsi: namun, padahal, dan lainnya.
Q : Beberapa saat lalu
saya cukup aktif berlatih menulis. Rasanya wkt itu agak lancar. Dalam kurun wkt
2 th tdk latihan lg. Saat memulai jadi kaku dan terasa harus mengulang dr awal.
Mengapa begitu?
A : Bahasa secara alamiah
memang seperti itu, baik dari segi writing, speaking, listening, maupun
reading. Jadi, itu normal karena otak belum terbiasa untuk mengolah bahasa
kembali. Solusinya, membiasakan diri kembali untuk menulis. Sebetulnya tidak
mengulang dari awal, Ibu tinggal me-recall/memanggil kembali kebiasaan Ibu
dalam menulis dulu, kemudian mulai dibiasakan lagi mulai dari sekarang hingga
ke depannya.
Q : Bagaimana
membuat paragraf yg tepat ?
A : Ini pertanyaan
mendasar yang sangat penting. Pahami kembali struktur paragraf. Materi yang
saya tulis belum terlalu dalam membahas tentang penyusunan paragraf. Melalui
pertanyaan ini, akan saya coba perdalam. Itu dari segi struktur. Kemudian, ini
dari segi kalimat penjelasnya: Praktik menulis paragraf yang tepat, sekiranya
begini. Selalu tanyakan "what/why" apa atau kenapa dari kalimat
topik. Jika kalimat topik membutuhkan detail apa, maka jelaskan apanya. Jika
kalimat topik butuh detail kenapa, maka jelaskan kenapanya. Satu lagi, jika apa
dan kenapa tidak berfungsi, saatnya berpikir alternatif dengan kata
"jika". Yang ini agak susah dijawab dengan tulisan. Namun, beberapa
paragraf dalam tulisan materi saya ada juga yang menggunakan alternatif kata
"jika".
Q : Sebaiknya
dlm karya ilmiah menggunakan paragraf deduktif, induktif atau campuran?
A : Secara umum, boleh
semuanya. Namun, dalam teori penulisan akademik, supaya paragraf mudah dipahami
gunakan paragraf deduktif. Jadi, kalimat pokok selalu di depan. Dalam penulisan
artikel jurnal juga seperti itu. Sejauh saya mengamati, penerapan paragraf
deduktif, induktif atau campuran, itu hanya diaplikasikan dalam reading
atau naskah bacaan untuk ujian bahasa atau ujian sekolah. Namun, praktek dalam
menulis, yang banyak digunakan adalah paragraf deduktif.
Q : Apakah
dalam penulisan paragraf dalam sebuah buku misalnya buku untuk materi
pembelajaran maka diksinya harus selalu akademik atau boleh bervariasi?
A : Sekali
lagi, pemilihan diksi tergantung target pembaca. Dalam konteks buku pelajaran
sebaiknya gunakan diksi yang formal saja. Siswa akan bingung jika diksi terlalu
akademik. Beda misalkan membuat buku teks untuk anak kuliah atau kalangan
akademisi, dimana ini sudah masuk ke penulisan akademik, gunakan diksi
akademik.
Q : Apakah dalam ragam
tulisan formal dan akademik harus selalu SPOK? Atau haruskah selalu ada unsur
tersebut?
A : Tidak,
susunannya bisa divariasi. Namun, minimal harus ada unsur Subjek dan Predikat
untuk bisa sah diaggap sebagai kalimat.
YUNI RIYANTI
SDN
Porisgaga 5
Kota
Tangerang
Komentar
Posting Komentar