"Mengajar Gaya Motivator" oleh Aris Ahmad Jaya
RESUME – 160420
Belajar Menulis
Gelombang ke-7
Kamis, 16 April
2020
Pukul 19.00 –
21.00 WIB
Aris
Ahmad Jaya, DVM., MM.
Lahir
di Pati. 23 Februari 1974. Beliau adalah seorang motivator sekolah-sekolah
unggul di Indonesia, selain menjadi seorang motivator beliau juga sebagai coach
dan konsultan bagi sekolah-sekolah unggul di Indonesia untuk menemukan kekhasan
dan kekhususan.
Pada pembelajaran kali
ini, kami peserta Belajar Menulis Gelombang ke-7, berkesempatan untuk kuliah
daring bersama bapak Aris Ahmad Jaya mengenai “Mengajar Gaya Motivator.” Berikut adalah materi dan beberapa
pertanyaan yang saya buat dalam bentuk resume.
§ Tipe Guru Berdasarkan
Niat
1.
Guru Betulan
Yaitu guru yang memang
dari awal punya keinginan menjadi guru dan akhirnya berprofesi sebagai guru.
2.
Guru Kebetulan
Yaitu guru yang secara
kebetulan berprofesi menjadi guru, entah karena kebetulan ada lowongan atau
alasan lainnya.
1.
Guru Nyasar
Yaitu guru yang tidak
punya tujuan, efeknya adalah peserta didik bisa membenci apapun yang
disampaikan oleh guru ini.
2.
Guru Bayar
Yaitu guru yang
energinya terkait dengan finansial, bekerja hanya karena ada gaji/uang.
3.
Guru Sadar
Yaitu guru yang
kehadirannya menjadikan peserta didik mencintai dirinya dan pembelajarannya,
menyadari sepenuhnya bahwa mengajar adalah profesi yang mulia.
§ 4 Peran Guru
1.
Mengajar
Guru sekedar
memindahkan keilmuannya / kurikulum yang ada ke peserta didik.
2.
Mendidik
Guru menjadi idola dan
teladan yang digugu dan ditiru, yang mampu memasukkan nilai / norma baik yang
bisa dijalankan oleh peserta didik dalam keseharian.
3.
Menginspirasi
Ketika guru dapat
menunjukkan keteladanan, maka guru menjadi inspirasi bagi peserta didik.
4.
Menggerakkan
Ketika peserta didik
telah terinspirasi, guru mudah menggerakkan peserta didik mengerjakan apa yang
guru harapkan.
§
Tips Mengajar Gaya Motivator
1.
Harus menjadi pribadi
yang menyenangkan
a.
Sapa, senyum
b.
Berikan
simulasi-simulasi / games sebelum pelajaran dimulai
c. Tangkap basah
kebaikan, tempa besi selagi panas, yaitu dengan mengapresiasi prosesnya.
2.
Temukan titik
lebihnya, temukan nilai unggulnya
Guru yang hebat adalah
seorang guru yang memberikan kesempatan muridnya untuk unggul melalui
keunggulannya, maka keunggulan-keunggulan lainnya akan datang mengikutinya.
a.
Mampu memberikan momentum
b. Libatkan peserta didik
menjadi pemain, bukan penonton : mengeluarkan pendapat/gagasan/ide
c. Berikan label positif
Q & A:
Q : Menurut pengalaman bapak, apakah semua guru
berpotensi untuk menjadi guru SADAR? Meskipun dengan latar belakang tipe guru BAYAR
dan guru NYASAR.
A : Ya, semua guru berpotensi menjadi guru SADAR.
Namun, itu sangat terkait dengan meluruskan niat dan keinginan yang kuat.
Karena pada dasarnya guru SADAR terkait dengan latar depan, bukan latar depan.
Bisa jadi latar belakangnya bukan keguruan tapi punya potensi untuk selalu
belajar.
Q : Kata Francis Bacon pengetahuan adalah kekuatan,
namun yang benar adalah pengetahuan adalah kekuatan saat diterapkan. Nah,
bagaimana jika dikaitkan dengan MGM?
A : Semua ilmu akan menjadi nyata manakala
diaplikasikan, bukan berada di rak perpustakaan dan di lab peneliatian. Semua
keilmuan pada dasarnya 10% ide dan 90% aksi. Aksi yang menjadi sebuah
pengetahuan bermanfaat. Guru yang hebat pada dasarnya guru yang mempraktikan,
mengaplikasikan, memperbaiki serta
mengevaluasi diri hingga mampu menjadi guru yang diidolakan peserta didiknya.
Q : Sy mengajar mulai tahun
2000. Tp saat ini sy lg shok, ada siswa sy main hp di kelas. Sy bentak suruh
keluar dr kelas. Karena hp saya sita tidak dikasihkan ke saya. Padahal kalau saya
sita hp ganti pelajaran sudah saya kasih. Pulang sekolah sudah saya kembalikan.
Tp siswa ini malah pilih keluar kelas dan tidak kembali lagi.
A : Kurang ada peraturan
yang jelas terkait penggunaan handphone. Kalau ada yang melanggar, harus ada
ketegasan dari pihak sekolah, hp disita dan orangtua yang mengambil.
Q : Bagaimana
mendisiplinkan kelas yang rata-rata muridnya cenderung mengabaikan perintah
guru?
A : Biasanya pola
pembelajaran yang diberikan menjenuhkan, atau guru lebih banyak mengajar dan
kurang mendidik serta menginspirasi. Perbaiki hubungan interpersonal. Cek
youtube “Bahasa Cinta Guru idola.”
Q : Label hampir sama
dengan apresiasi. Apa perbedaannya?
A : Label adalah bagian
dari apresiasi. Jadi diantara cara mengapresiasi adalah memberikan label
positif, menghargai dengan segera ketika proses berjalan, tidak menunggu hasil
akhir.
Q : Saya
tertarik memperdalam tentang pintu yang tidak mengijinkan. Kadang siswa lebih
sulit jika terhasut untuk tidak suka gurunya dari teman temannya. Sehingga
mereka pun menyepelekan guru didepan kelas. Adakah tips jitu lainnya pak?
A : Itu yang dinamakan
persepsi. Persepsi harus dirubah dengan kondisi guru yang sesungguhnya. Tetap
berbuat baik, optimis serta melakukan pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan.
Q : Bagimana
caranya menguasai emosi kita dalam rangka mengajarkan kebaikan kepada peserta
didik? Secara teori memang gampang tapi
implementasinya agak sulit. Mohon pencerahannnya!
A : Menguasai
emosi dimulai dari bagaimana menjadi guru SADAR.
Q : Terkadang kalau kita
sudah berusaha dan memang kita berbeda dalam memperlakukan anak dan membuat
anak terkadang mencintai dan merindukan kita dikira kita tebar pesona. Maaf
padahal jiwa kita ya seperti itu. Tidak pernah terbersit satu kalimat / niat
untuk membenci dan berkata yang tidak layak kepada murid. Karena memang kita
ingin dikenang murid sebagai pribadi yang baik. Karena kita juga panutan bagi mereka.
Mohon saran apa yg bisa kita lakukan?
A : Ketika goal yang kita
lakukan, tidak akan membuat semua orang bahagia. Tetaplah menjadi guru yang
baik dan hebat, karena hal itu yang dikenang oleh murid-murid kita.
Q : Bagaimana memelihara
kondisi pembelajaran agar senantiasa menyenangkan dari awal sampai berakhirnya
pembelajaran?
A : Perlu diselingi
simulasi / games, karena kelas adalah panggung anda, cek youtube saya.
Q : Ada guru yg senantiasa menjadikan siswanya
berprestasi, tapi akhirnya karena ia sibuk membuat siswa berprestasi sang guru
tdk dpt ikut lomba guru yg berprestasi. Ada juga tipe guru yg berprestasi tetapi
ia tidak mampu menjadikan siswanya berprestasi. Bagaimana tanggapan anda
terhadap kasus ini?
A : Terkait pola manajeman. Guru berprestasi
bagus, tp mungkin belum mampu menyampaikan pembelajaran secara baik dan
menyenangkan. Guru mampu menciptakan anak berprestasi, tapi tidak sempat mengikuti
guru berprestasi, terkait dengan manajeman waktu. Ikuti saja prasyaratnya.
A : Biasanya anak tersebut kurang tertarik dengan
pelajarannya, atau bisa jadi salah jurusan, serta belum menemukan pola belajar
yang tepat.
Q : Kalau tadi saya nonton lagu topi bulat sercara klasikal, tapi
bagaimana memotivasi anak secara pribadi anak yang masa bodoh begitu terus?
A : Gali informasi mengapa anak berperilaku
seperti it uterus? Melakukan pendekatan dengan penuh cinta
Yuni Riyanti
SDN Porisgaga 5
Kota Tangerang
Kota Tangerang
Komentar
Posting Komentar